Kamis, 21 Juni 2012 1 komentar

Membaca itu asyik


Membaca itu asyik



Bahan atau sumber membaca itu adalah BUKU.  Buku adalah pengusung peradaban, tanpa buku sejarah diam, sains lumpuh, sastra bungkam, dan pemikiran macet.
Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia mercusuar yang dipancangkan di samudera waktu (barbara tuchman, 1989). Buku itu sangat penting bagi kita terutama dalam kegiatan baca tulis. Membaca seolah menjadi kegiatan yang tidak bisa dielakan lagi dalam pendidikan bangsa mana pun dan generasi kapan pun.
Terus bagaimana dengan negara kita???? (----__----)

Dari data UNDP tahun 2005 menunjukan bahwa indonesia mempunyai nilai cukup tinggi dalam melek huruf yaitu 87,9 tetapi negara kita masih dikategorikan masyarakat miskin. Because masyarakat kita dalam kegiatan membacanya masih pada melek huruf belaka maksudnya kemampuan baca masyarakat yang sebatas mengeja dan mengenal huruf saja. Masyarakat hanya pada tahap ini saja, tetapi harus sampai fungsional atau budaya.
Dengan budaya membaca kita dapat meningkatkan knowladge, skill, mampu membuat keputusan dan memecahkan masalah bahkan dapat meningkatkan kualitas kerja.  Akan tetapi sangat disayangkan masyarakat kita uth lebih banyak menonton TV dibandingkan membaca.  Maybe menonton TV lebih mudah diserap karena informasi tersaji tidak usah diolah dalam berbagai sisi dan persepsi.

Namun kegiatan membaca bermanfaat dalam jangka panjang terutama dalam hal kesejahteraan. Sebagai contoh yang dikutip dari koran pikiran rakyat. 19 mei 2011 “ kiswanti, tukang jamu asal bogor yang selalu menyelipkan buku saat berjualan agar pelanggannya tertarik membaca buku dan sekarang dia mempunyai warung baca”. Itulah membaca dapat mencapai kesejahteraan.

Membaca membuat kita senang, contohnya saat membaca novel misalnya, kita tuh dapat menggambarkan sitokoh sesuai dengan imajinasi kita. Kita dapat berimajinasi semau kita tidak ada batasnya.
Dalam dunia ini tidak luput dari membaca, mulai dari pertama kita membuka mata sampai menutup mata.  Setiap hari kita selalu membaca namun, itu tidak disadari oleh kita.

Menurut saya membaca itu dapat membuat kita senang, nyaman, bisa berimajinasi, menambah wawasan, menambah pertemanan, dapat sharing knowladge.
Suatu saat nanti saya ingin membuat TAMAN BACAAN agar masyarakat di kampungku wawasannya bertambah terutama pada generasi muda termasuk saya. siapa lagi???
Bisa jadi dengan membaca dan meningkatkan budaya membaca bangsa INDONESIA menjadi negara yang maju like as negara-negara maju dengan budaya membacanya.
Sebagai generasi muda kita harus bisa memajukan negara tercinta kita INDONESIA. Kalau bukan kita

So, let’s we are reading!!!!
0 komentar

Remind of bunda


Remind of bunda

21 Juni 2005 aku bersama ibu membuat cake untuk ultahku yg ke-12  besok tgl 22 juni 2005. Aku senang sekali bisa membuat cake bersama ibu.  “ semoga bertambahnya usiamu menjadikan kamu lebih dewasa, menjadi anak yg sholeh, anak yg cerdas,anak yg berbakti.” ucap ibuku.

Aku menikmati sekali melakukan kegiatan ini bersama ibu. Dari sepulang sekolah aku Membantu pekerjaan ibu seperti membersihkan rumah, cuci piring, membantu ibu memasak. Seharian itu aku menghabiskan waktu bermainku bersama dengan ibuku.

22 juni 2005 Pukul 04.00 aku bangun, dengan malas aku berusaha untuk melawan kemalasanku itu  pergi mengambil air wudhu. Belum sempat ke kamar mandi aku melihat cake coklat lengkap dengan hiasannya ada di meja tamu. Tidak lama kemudian ibu datang menghampiriku dan mengucapkan “ selamat ulang tahun aa, semoga aa menjadi anak yang berguna untuk sesama, anak sholeh, orang sukses, dan yg terutama teruslah menuntut ilmu sepanjang umurmu aa.”
“Jadilah kebanggaan keluarga yah aa, mama sayang aa.” Ucap ibuku

Aku langsung memeluk erat-erat  ibuku dengan penuh kasih sayang.
Kemudian aku mandi dan sholat dulu, setelah sholat aku memotong cake itu. Cake potongan pertama untuk ibuku tercinta. Dan potongan yang kedua untukku karena ayah  udah berangkat kerja. Walaupun hanya berdua  aku senang sekali karena ibu masih ingat ultahku.
Setelah itu aku berangkat sekolah. Disekolah aku mengajak teman –teman main dulu ke rumahku untuk makan cake bareng.
tidak terasa waktu udah menunjukan jam pulang, aku dan teman- teman langsung ke rumahku. Tapi setiba di rumah ibu udah berangkat ke rumah saudaraku, ibu jadi juru masak untuk acara hajatan saudaraku.
Walaupun nggak ada ibu tapi aku tetap makan cake bareng teman-teman. Kami senang sekali bisa makan – makan bareng. Setelah selesai makan- makan sama teman-teman, sore harinya aku dijemput sama saudaraku.

Ultahku yang ke-12 tahun  ini sangat menyenangkan sekali deh. Entah kenapa semenjak itu aku jadi suka diam di rumah membantu pekerjaan ibu. Rasanya aku ingin terus bersama ibu, setiap berada di dekatnya aku merasa nyaman dan tenang sekali.
Hari demi hari telah ku lewati bersama ibu, bersenang – senang , bercanda tawa, wah senang deh waktu itu.

 Minggu, 25 juni 2005 ibu pergi ke rumah saudaraku tapi aku nggak ikut soalnya ada latihan sepak bola. Aku sedih banget nggak  bisa pergi bersama ibu, nggak tau aku jadi ingin selalu  bersama ibu.
Di sore hari ibu sedang berbicang - bincang sama tetangga. Waktu itu ibu terlihat berbeda wajahnya begitu cerah, sejuk dilihat. Di malam hari sebelum tidur aku mendengar ibu ingin membelikanku sesuatu, entah itu apa ? aku keburu tidur pulas.

Tepat pukul 00.30 ayah melihat saat-saat ibu dijemput oleh malaikat. Tidak lama kemudian ia membangunkanku sambil menangis. Aku hanya melek dan bertanya “kenapa yah, ada apa?” (dengan suara yang masih ngantuk). “ aa lihat si mama,” ucap ayahku sambil menangis.
“ada apa dengan si mama? Si mama kenapa?” tanyaku.
Tidak ada jawaban yang jelas, ia hanya menangis. Aku langsung ke kamar ibu  yang ku lihat ibu lagi tertidur pulas. Aku menghampiri ayah “ si mama nggak kenapa – kenapa yah, ia lagi tidur ko.” Kataku.
Tidak ada jawaban lagi, ia hanya menangis. Aku kembali lagi ke kamar ibu dan berkata “ ma itu si ayah kenapa  menangis terus tanpa alasan?”
Tetapi ibu juga tidak menjawab pertanyaanku. Aku langsung mendekati ibu dan membangunkannya. Namun ibuku tidak bangun – bangun, aku terus membangunkannya dan menggerak gerakan tubuhnya tetapi ibu tetap juga tidak bangun.
Kemudian ayah menghampiriku dan berkata “ a si mama udah pergi.”
“maksudnya???” tanyaku.
Tetapi ia langsung keluar rumah entah itu kemana?
Aku terus saja membangunkan ibu, “ ma bangun dong ini ada apa sih? Aa bingung ma . . bangun dong ma bangun,” Ucapku.

Satu jam bersama ibu yang tertidur aku terus membangunkan dan berkata seperti itu. Aku menangis karena sedih, kesal, kecewa yang menyelimutiku karena belum mendapat jawaban yang jelas dari ibu dan ayahku.
Kemudian datang tetanggaku dan ia memelukku sambil berkata “ a. . .  mama aa udah pergi, dia udah meninggalkan aa dari dunia ini, yang tabah yah aa, aa anak yang kuat, anak yang sholeh.”
“maksudnya? . . . . .” ucapku dengan keras.
“ iya a, mama aa  meninggal. Aa yang tabah yah doakan ia selalu, ia udah tenang di alam sana.” Penjelasan tetanggaku.
“Tidak . . . . . . . . . .tidak ini mungkin . .  .“ teriakku sambil menangis.

Aku berontak dari pelukan tetanggaku dan memeluk ibu. Aku menangis dalam pelukan ibu, “ ini tidak mungkin  . . . mama bangun  . . . kemarin mama baik – baik aja.”
Kemudian kakakku datang, belum sempat ia mendekatiku dan ibu, kakakku jatuh pingsan.
Aku masih tidak percaya dengan semua ini. Mulai dari ultahku sampai hari –hari sebelum kepergian ibu, aku selalu bersenang –senang, bercanda bersama ibu.
Lalu aku diajak keluar kamar karena ibuku mau dimandikan dan dikafani. Saat aku keluar kamar keluarga besar dari ayah dan ibuku berada di rumahku dengan air mata kesedihan.  Mereka pada memeluk dan menasehatiku supaya tabah.
Aku menangis dan masih belum percaya dengan semua ini. Ibuku sudah terbalut dengan kain kafan berada di ruang tamu. Sebelum dikubur aku ingin memeluk ibu yang terakhir.
“ma. . .  aa sayang mama, aa cinta mama, . . . L” ucapan terakhirku kepada ibu.
Banyak sekali yang mengantarkan ibuku ke pemakaman. Jenazah ibuku mulai dimasukan ke liang lahat dan dikubur dengan tanah. Aku hanya menangis dan memeluk kakakku.

Aku masih ingat pesan terakhir dari ibu “jadilah anak yang berguna untuk sesama, anak sholeh, orang sukses, dan yg terutama teruslah menuntut ilmu sepanjang umurmu aa.”


                                                                                                       Asep Suhendar S
 
;