Jumat, 15 November 2013

Dia juga Pahlawan



                                                        Dia juga Pahlawan
                                                                                  Asep Suhendar S

Di kala mentari datang
Kau sudah pergi untuk bekerja
Untuk menghidupi keluargamu
Untuk kebutuhan manusia yang ada di bumi ini
       Teriknya matahari tak membuat semangatmu pudar
       Demi sebutir beras untuk memenuhi kebutuhan hidup semua
       Jasamu sungguh besar petani
Kita hanya tau beras yang sudah menjadi nasi
Tapi tak tau bagaimana proses pembuatannya yang cukup rumit
Kau tak pernah lelah membajak sawah menggunakan kerbau
Demi sesuap nasi
       Padi yang menjadi beras
       Beras yang  menjadi nasi
       Nasi tersebut terdapat karbohidrat yang tinggi
       Sangat berguna bagi kecerdasan otak kita
       Janganlah sia-siakan nasi hasil jerih payah seorang petani

"Puisi di atas penghargaan saya terhadap jasa petani"

   Pagi itu saya disugguhkan dengan pemandangan yang sangat indah. Mentari pagi menambah kecerahan pagi hari. Suara burung menghiasi suasana pagi hari yang cerah. Saya lihat dari kejauhan sana seorang petani sedang membajak sawah.  Saya terperanjat ingin merasakan seperti apa rasanya menjadi seorang petani itu. Lalu saya mengajak Kopral (saudara saya) mencoba merasakan pekerjaan seorang petani.
Saya  dan Kopral pun dengan segera pergi ke sawah dengan tidak beralaskan sandal. Saya langsung terjun ke sawah yang berair. Hati ini benar-benar sangat bahagia bisa main di lumpur sekaligus merasakan pekerjaan seorang petani.
 
    Kemudian saya minta ijin mencoba membajak sawah menggunakan kerbau ke sebut saja pak Ugan. Ini pengalaman pertama saya membajak sawah, biasanya saya cuma melihat petani yang membajak sawah. Saya benar-benar sangat bahagia, ternyata kebahagian itu cukup sederhana. Saya jadi teringat perkataan kak Puti saat belajar B. Inggris di Rumah Mentari setelah menonon video pohon apel. Kak mengatakan “ kebahagian itu sederhana” pesan yang dipetik dari video tersebut.
Saya seperti di wahana dunia fantastik hehehe, tetapi kalau pergi ke sana membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan belum tentu ada yang seperti ini. Tapi di sini hanya keluar rumah dan pada saat musim tani tiba saya bisa bermain sekaligus belajar. Dan tidak perlu mengeluarkan biaya.

    Tapi saya khawatir. . . mungkin beberapa tahun lagi sawah di kampung saya akan menjadi perumahan. Kalau ini terjadi saya sangat sedih karena di sawah ini adalah tempat bermain dan belajar saya bersama adik-adik Rumah Pelangi.
   

     Dok. Asep Suhendar S
                                         Saya sedang melihat pak Ugan mencangkul.


  Dok. Asep Suhendar S



  Dok. Asep Suhendar S
Saya mencoba membajak sawah menggunakan kerbau.

   Ini pengalaman berharga saya dalam hidup ini yang akan terkenang selalu. Jujur walaupun saya tinggal di kampung tapi baru kali ini saya merasakan pekerjaan seorang petani.






            dok. Asep Suhendar S

0 komentar:

Posting Komentar

 
;