Selasa, 10 September 2013

Hidup Ini Penuh Kejutan

Asep Suhendar S



   Sayup-sayup suara adzan shubuh  menyelusup lewat sela-sela ventilasi jendela. Suara yang begitu sejuk untuk memulai hari dengan sujud kepada Sang Maha Pencipta.Aku sudah siap di atas sajadah di samping kanan tempat tidurku.Wajahku masih terlihat basah oleh titik-titk air wudhu, aku pun bertakbir untuk memulai shalat.

    “ Allahu Akbar.”

Pagi itu  terasa sejuk, suara hening yang menenangkan hati. Aku berserah diri kepada Sang Maha Pencipta. Aku berdoa agar lulus dalam tes SNMPTN.

Kisah ini berawal saat aku mengikuti SNMPTN 2011 jalur undangan  yang diajukan beasiswa bidikmisi oleh sekolah. Aku sangat senang sekali karena waktu itu aku ingin sekali melanjutkan kuliah.Tapi keluargaku tidak memberikan motivasi karena tidak mampu untuk membiayainya. Saat sekolah di SMK juga, keluargaku  sudah tidak mampu membiayai, Alhamdulillah ALLAH SWT memberikan aku jalan untuk biaya sekolah. Aku berdagang di pamanku dan uang itu untuk membiayaiku sekolah.Dan Alhamdulillah aku juga mendapatkan beasiswa di sekolahku.

Tanggal 18 juli 2011 pengumuman SNMPTN jalur undangan, dengan segera aku pergi ke warnet untuk melihat pengumuman itu. Saat aku login dan melihat pengumuman itu ternyata aku dinyatakan . . . . “ tidak lulus “. Tapi aku masih nggak percaya sekali lagi aku login dan hasilnya tetap saja dinyatakan tidak lulus. Aku sempat lemas saat duduk depan komputer, diam membisu pandangan yang kosong. Aku sedih, kecewa dengan apa yang ku lihat saat itu.Aku menarik  napas panjang sambil sesekali mengeluh pelan di sudut sekatan yang memisahkan komputer satu dan komputer yang lain. Aku duduk di sebuah kursi yang bahkan tidak mampu memberikan kesempatan pada tulang punggungku  untuk sekedar bersandar dengan nyaman. Entah sudah berapa jeda waktu aku berdiam di warnet.

    “Ya Allah … apa dosaku?!” hatiku mengeluh sekaligus mencoba instropeksi diri. Mataku terpejam.Tak mampu aku manatap pengumuman SNMPTN yang ada di komputer.
    “ Mengapa Kau timpahkan ini kepadaku?! Tak berhakkah aku mengecap bangku kuliah?” Kecamuk tanya terus bersahut dalam hati dan pikiranku.
“ Sep . . . .!!” Tiba-tiba terdengar suara sapaan yang memecah lamunanku.
Lalu aku menoleh.Disampingku telah berdiri temanku linardi.
“ Gimana sep kamu lulus?” Tanya linardi.
“ Aku belum lulus di . . . tapi aku nggak akan menyerah,” jawabku yang mencoba untuk tegar.

Linardi pun mengajak aku ke sekolah karena ada informasi tentang perpisahan kelas Sembilan.
Hatiku kembali merasakan perih. Pengumuman bahwa aku tidak lulus tes SNMPTN telah membelah-belah hatikku. Separuh semangatku masih tidak mampu menompangku untuk bangkit.Sengaja hari itu sepulang sekolah aku memilih tidur, mematikan hp, mengunci kamar karena aku membutuhkan suasana sendiri untuk membuang kesedihan.

Kadang kala setiap orang membutuhkan waktu untuk sendiri.Bukan cengeng. Tapi dengan sendiri kita akan menemukan detil-detil rasa yang ada di hati, yang ketika di keramaian sulit kita sadari. Sendiri kadang juga membuat kita mampu menyelami kebeningan hati, hingga sanggup mengenali diri sendiri,yang ketika di keramaian nampak selalu terlihat sempurna.
Aku merebahkan tubuh dan jiwaku yang lelah. Tidurku diniatkan sebagai doa dan kepasrahan kepada Tuhan yang telah memberikan segalanya selama ini. Tidak ada mimpi yang menemaniku.
Beberapa hari kemudian aku dikasih tahu oleh temanku.Aku masih bisa mengikuti SNMPTN jalur tes.Dengan segera aku berangkat ke warnet untuk daftar SNMPTN jalur tes secara online.Namun saat aku membaca cara-cara pendaftarannya.Aku harus membayar administrasi dulu sebelum daftar.Keinginanku kandas lagi untuk kuliah.Uang di tabunganku hasil dari berdagang batagor aku ambil untuk diberikan kepada ayahku karena saat itu beliau tidak bekerja dan lagi membutuhkan uang.Lagi-lagi aku diselimuti kesedihan.Namun aku mencoba bangkit dari kegagalan dan kesedihan ini.Aku tak mau terus-menerus meratapi kegagalan yang aku alami.

Aku mencoba intropeksi diri apa yang membuatku belum bisa kuliah. Apa aku terlalu menyepelekan tes itu? Apa aku terlalu sombong sehingga melupakan ibadah kepada Allah SWT? Apa aku  . . .?? Aku mulai bertanya-tanya pada diri sendiri.
Aku meningkatkan lagi beribadah kepada Allah SWT.Tak  lupa juga berikhtiar mencari-cari informasi dan mencari uang dengan berdagang batagor untuk biaya kuliahku nanti. Di minggu akhir bulan juli aku mendapat informasi dari temanku.Pendaftaran Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) telah dibuka.Tanpa basa-basi aku langsung mengisi formulir pendaftaran. Aku juga mengajak Rendy mengikuti tes STAN, saat itu rendy juga tidak lulus tes POLBAN. Alhamdulillah seleksi administrasi kami lulus karena nilai kami memenuhi syarat. Namun lagi-lagi aku gagal saat seleksi ujian tertulis.Tentunya aku larut dalam kesedihan lagi tetapi kali ini aku menerima kegagalan yang ku alami.Mungkin Allah SWT telah merencanakan sesuatu yang terbaik kepadaku dengan memberikan kegagalan-kegagalan ini.

Setelah kegagalan-kegagalan itu menerpaku.Aku banyak membaca buku-buku motivasi.Ini membuatku mendapatkan suntikan semangat baru.
Suatu hari Aku dan Rendy pergi ke rumah Anggara untuk sharing, soalnya dia kuliah jurusan Psikologi.Aku mendapatkan lagi motivasi dan semakin bersemangat dalam menghadapi semua ini.Setelah cukup lama kami ngobrol-ngobrol kemudian anggara merekomendasikan buku “10 Pesan Terlarang & 1 Wasiat Tersembunyi”.

Setelah membaca buku itu aku semakin bersemangat dalam menghadapi kegagalan yang menerpaku. Di riwayat penulis terdapat nomor ponsel penulis( kang Duddy).Lalu aku tulis nomor kang duddy tapi aku belum berani menghubunginya. Tetapi aku bergabung di komunitasnya kang duddy
Aku bermain ke rumah Arif. Dia itu temanku sejak kecil walaupun lebih dewasa dariku.Karena waktu kecil itu selain aku bermain dengan teman sebayaku juga sering diajak bermain dengannya.Dia sudah mengetahui kondisi keadaan keluargaku yang semenjak ibuku meninggal. Aku bercerita kalau kegagalan SNMPTN lalu menunjukan buku kang duddy. Arif tertarik juga dan menulis no ponsel kang duddy yang ada di buku itu. Hari berikutnya aku dilhubungi oleh arif  kalau dia udah menghubungi kang duddy. Setelah itu aku juga langsung menghubungi kang duddy.

Saat aku melihat di grup komunitas kang duddy ada kegiatan bermain dan belajar di Mentari.Kemudian aku
menanyakan dimana mentari itu?

Mentari itu bertempat di jalan dago golf, sebelum hari H aku sama rendy bermain ke mentari dulu karena aku belum tahu daerahnya dimana. Ini kali pertama aku mengetahui daerah di kota bandung. Aku hanya tahu daerah kota bandung itu cuma ITC kebon kelapa itupun cuma tiga kali ke kebon kelapa diajak sama kakakku hihihi.  Aku menikmati sekali bermain ke dago itu yang biasanya lihat dago itu hanya dari televisi tapi sekarang aku langsung bermain ke daerah dago. Setelah sampai di dago golf saya bertanya-tanya ke orang sekitar Rumah Mentari.Ada yang menunjukan di sebelah warung kopi.Aku langsung mendekati rumah mentari itu tetapi tidak masuk cuma memastikan tempatnya aja supaya tidak linglung/nyasar  hehehe.Saat hari H aku mengajak rendy nggak bisa ke mentari karena sakit.Akhirnya aku pergi ke mentari sendiri menggunakan angkot. Ternyata saat aku  tiba di dago golf yang ditunjukan tempo hari sama seseorang itu bukan rumah mentari. Aku bertanya-tanya kembali kepada orang sekitar dan tidak ada yang mengetahui. Hampir satu jam aku mencari-cari Rumah Mentari, aku  juga menghubungi kang duddy tetapi tidak aktif karena beliau lagi seminar. Aku terus berusaha mencari Rumah Mentari karena jauh-jauh dari baleendah ke dago golf. Sudah satu jam aku bertanya – Tanya, aku pun istirahat di warung dekat pangkalan ojek. Aku mencoba bertanya kembali dan ini yang terakhir kalau tidak mengetahui aku akan pulang. Ternyata Alhamdulillah ada salah satu tukang ojek yang mengetahui rumah mentari, akhirnya aku diantar sama tukang ojek itu.

Sesampainya di Rumah Mentari saya sangat terkejut ternyata itu adalah rumah belajar.Saya kira Rumah Mentari itu tempat komunitasnya kang Duddy untuk sharing, melakukan kegiatan pengembangan diri.Saya bingung saat pertama datang oleh salah satu pengurusnya Rumah Mentari yaitu Bu Dewi, saya disuruh mengajar anak-anak Rumah Mentari.  Jujur saya bingung mengajar apa ??soalnya waktu itu saya ingin mendapatkan motivasi untuk bisa bangkit dari kegagalan – kegagalan yang saya alami. Dengan pengetahuan yang saya miliki dan saya dapatkan dari sekolah saya aplikasikan kepada mereka. Saya ingat waktu itu mengajar matematika, bercerita tentang pengalaman menarik mereka, dan bermain.Momen yang menyenangkan itu saat mendengarkan cerita pengalaman menarik mereka.Dari situ saya meresa nyaman saat belajar dan bermain dengan anak-anak.Saya mendapatkan motivasi dan semangat baru untuk menjalani hidupku ini. Setiap hari minggu saya suka ke Rumah Mentari selain mengajar anak-anak, saya juga belajar bersama kakak-kakaknya untuk persiapan tes SNMPTN tahun 2012.
 
                                Saat bermain di Marbella (Dago Resort) .
 Setelah dua bulan sering ke Rumah Mentari, saya mulai berpikir dan bertanya-tanya pada diri sendiri. “Kenapa saya bisa dekat sama anak-anak di Rumah Mentari (Dago) sementara di kampung sendiri tidak terlalu dekat?” Dari pertanyaan itu saya mulai belajar beradaptasi dengan anak-anak di kampung saya. langkah awal yang saya lakukan yaitu suka dengan anak-anak dan dunia mereka. Ternyata saya lebih enjoy lagi, mendapatkan semangat dan motivasi yang tinggi untuk terus  belajar.

17 Desember 2011

Saya berdiskusi untuk mendirikan Rumah Belajar sama sahabat DJH (Dina Jero Hate)  yaitu Rendy. Setiap hari saya sebelum saya berjualan batagor selalu menyempatkan waktu kira-kira 2 jam untuk bermain sambil belajar sama anak-anak kampungku. Setelah seminggu saya bermain dan belajar bersama mereka. Saya berdiskusi memberikan nama rumah belajar ini. “adik-adik kakak kan di Dago bermain dan belajar namanya Rumah Mentari, kalau kita nama rumah belajarnya apa yah? Ada yang punya ide? ” tanyaku.
Anak-anak semuanya berfikir mencari nama rumah belajarnya.

“ aku kak ada namanya Rumah Hujan, sekarang kan lagi musim hujan,” jelas salah satu adik.
“ jangan kak kalau Rumah Hujan tuh selalu sedih,” komentar dari adik-adik.
“ apa atuh?? Oiya kakak mau cerita sedikit selama bermain dan belajar sama kalian. Kakak senang sekali bisa bermain dan belajar sama kalian karena kalian itu memberikan warna dalam hidup kakak,” ujarku.
Sebelum saya melanjutkan cerita salah satu adik menyambar perkataan dia bilang  “Rumah Pelangi” dan semua adik-adik menyetujui namanya Rumah Pelangi.
“ Kenapa namanya Rumah Pelangi,” tanyaku.

Mereka menjelaskan karena kata kakak kan kita itu selalu memberikan warna – warni dalam hidup kakak dan semoga dengan namanya Rumah Pelangi bisa memberikan warna-warni untuk masyarakat kita khususnya dan umumnya untuk Indonesia.


  inilah adik-adik yang pertama saya  bermain dan belajar sama anak-anak, juga yang memberikan nama Rumah Pelangi.

1 Januari 2012

Saya dan rendy mempersiapkan segalanya untuk meresmikan Rumah Pelangi walaupun tidak seresmi yang di televise-televisi. Alhamdulillah adik-adik sangat antusias untuk bermain sambil belajar di Rumah Pelangi. Tepat di tanggal 6 januari 2012 kami meresmikan Rumah Pelangi bersama adik-adik. Dengan modal peduli dan di dorong dengan senyum semangat & ceria. Setiap minggu adik-adik bertambah banyak dan saya sama rendy kelawahan. Akhirnya rendy mengajak teman-teman untuk berkegiatan di Rumah Pelangi. Alhamdulillah ternyata ada teman-teman yang mau bergabung untuk berbagi bersama adik-adik. Kami sangat senang saat bermain bersama, penuh dengan keceriaan dan semangat.






                                                                   *bersambung*

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Semangat Asep, Daut, siapapun kau..
tuliskan lah temanmu ni dicerita cerita kau na'e..
Adi febriana ok.. hehe
Salam Senyum Semangat dan Ceria..

asepsuhendar mengatakan...

iya di ada tunggu cerita selanjutnya hehehe :)

Posting Komentar

 
;